Setelah pulang mengajar, aku ganti baju seragamku dengan baju kebesaranku di rumah, ya “daster”. Layaknya ibu rumah tangga yang lain, aku mulai rutinitas pekerjaan rumah seperti masak, cuci baju, membersihkan rumah dan menemani anak main. Sambil mengerjakan tugas-tugas rumah tersebut, pikirannku melayang, tentang apa yang disampaikan tetanggaku kemarin, saat aku momong anak ke rumahnya. Dia bilang “enak ya jadi guru setiap bulan nyorek” mereka pikir jadi guru enak, karena pekerjaannya yang ringan dan gajine gedhe. Memang benar, tanggung jawab dan tantangnya besar, namun tak sebesar gajinya, kami sebut dengan honor, besarnya hanya satu digit. Walau kecil, aku menyakini menjadi rezeki yang berkah bagi keluarga kami. Alhamdulillah Allah cukupkan segala kebutuhan keluarga kami. Aku sebut didepan pekerjaan aku merupakan pekerjaan dengan tanggung jawab dan tantangan yang besar, ya memang besar, karena akan kami pertanggung jawabkan didunia dan diakhirat. Sedangkan tantangan besar yang kami hadapi saat ini, yaitu kami mengajar anak-anak dari generasi alpha (Generasi Alpha adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025. Istilah ini diciptakan oleh peneliti demografis Mark McCrindle) dimana mereka memiliki karakteristik yang unik, Sebagai generasi penerus bangsa, generasi ini memiliki karakter, seperti: anak yang kritis, pintar, unggul, kreatif, dan berwawasan luas. Jika memiliki suatu pemikiran atau ingin menanyakan sesuatu, mereka tidak akan segan untuk mengungkapkann namun kelemahan generasi alpha memiliki emosi yang cenderung labil.. Untuk menghadapi generasi alpha diperlukan trik and trik yang tepat. Tantangan yang kami harus tahlukkan saat ini adalah perubahan kurikulum, dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka. Kami (guru) harus memahami bahwa perubahan kurikulum merupakan keharusan. Kami pahami kurikulum harus disesuaikan dengan zamannya, dan terus dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta didik demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka kini dan masa depan.

 

Setelah beberes, aku rebahan di ruang keluarga sambil scroll pesan di medsos, mungkin ada pesan yang memerlukan jawaban, aku lihat digroup guru ada pesan dari kapala sekolah, ternyata,ada pengumuman. Terlihat pengumuman bahwa besok pada tanggal 25 November ada jadwal supervise guru, saya cermati kembali jadwalnya, semua guru disupervisi pada tanggal tersebut, “apa mungkin?” pikirku. Dan lagi pula supervisornya hanya kepala sekolah, “mungkihkah?, Ya udahlah, mungkin kepala sekolah punya mekanisme sendiri untuk supervise besok” kalimat itu yang saya gunakan untuk meng-iya-kan supervise besok pagi. Setelah aku rasa cukup scroll pesan di medsos, aku bangkit dari tempat rebahannku di depan TV. Aku menuju lemari tempatku menyimpan dokumen-dokumen sekolah. Aku lihat topik dalam modul ajar minggu ini. Dan mulai berpikir “ragam main” apa yang besok akan aku persiapkan untuk supervise. Ya, walaupun setiap hari mempersiapkan ragam main dan membaca kembali materi yang akan disampaikan pada anak-anak esok hari adalah sebuah keharusan (maklum, anak didiknya adalah generasi alpha yang cerdas dan kritis). Namun beda jika disupervisi, penguasaan materi dan ragam main harus benar-benar dikuasai. Keadaan mental guru akan berbeda antara mengajar sendiri dengan menganjar ditunggui oleh supervisor, terkadang bleng apa yang ada dikepala karena grogi.

 

Alhamdulillah, pagi ini kami sekeluarga dibangunkan oleh Allah dalam keadaan sehat. Aktivitas pagi kami lakukan seperti biasanya. Persiapan suami, anak dan saya sendiri untuk berangkat sekolah. Setelah tiba disekolah kami (guru-guru) melakukan aktivitas sesuai tupoksi masing-masing. Untuk guru piket standby di gerbang untuk menyambut anak-anak, untuk guru sentra menata ragam main dikelas masing-masing, dan yang lainnya menemani anak-anak bermain bebas sebelum masuk kelas. Tepat pukul 07.30 WIB bel masuk berdering, anak-anak berbaris dihalaman untuk mengikuti senam sebagai kegiatan prakegiatan belajar. Setelah selesai senam, anak-anak dibimbing guru sentra untuk masuk sentranya masing-masing. Termasuk aku yang saat ini ada di sentra balok, anak-anak telah masuk ke kelas kemuadian melingkar untuk kegiatan pijakan sebelum main, yang aku tunggu-tunggu (kedatangan kepala sekolah) tak muncul. Kegiatan terus berjalan, tapi beliaunya juga tak kunjung masuk, hingga waktunya kegiatan inti hingga pijakan setelah main selesai dan istirahat. “Ya udahlah, berarti supervise tak jadi” walaupun hati ini sedikit gondok tapi juga lega karena tidak jadi supervise. Sebagian dari guru tetap berada dikelas untuk menyelesaikan assesmen sedangkan yang lain mendampingi anak-anak bermain hingga waktunya masuk kelas dan kegiatan penutup serta pulang.

Setelah selesai membersihkan kelas kami diminta oleh kepala sekolah untuk berkumpul sebut saja “aula sekolah” yang sebenarnya ruang kelas, jika penyekatnya di buka maka akan tercipta ruangan yang luas untuk kegiatan secara komunal. Sejenak kami istirahat dengan minum dan makan snack dari wali murid. Jadi setiap hari wali murid bergiliran membawa snack untuk dimakan anak-anak diwaktu istirahat. Setelah istirahat dirasa cukup oleh kepala sekolah. Beliau membuka pertemuan itu dengan salam. dilanjutkan mengucapkan selamat hari guru kepada kami, beliau sampaikan hari ini kita akan melakukan supervise dalam bentuk refleksi diri guru sebagai perayaan hari guru disekolah kami. Kemudian beliau sodorkan selembar kertas kepada kami masing-masing guru, beliau minta kami untuk menulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kertas tersebut. Aku baca dalam hati judul yang tertera dalam kertas itu “REFLEKSI GURU MENJELANG HARI GURU NASIONAL” kemudian didalamnya ada empat pertanyaan yang harus kami tulis di kertas tersebut. Walau hanya empat pertanyaan, ternyata membutuhkan tenaga lebih untuk menjawabnya.

Setelah selesai dengan jawaban, kami kembali berkumpul. Dengan dipandu oleh kepala sekolah meriviu satu persatu pertanyaan beserta jawaban refleksi kami. Pertanyaan pertama, “apa yang anda harapkan dari hasil proses belajar mengajar yang anda lakukan?” tentunya jawaban kami beragam karena bersifat subjektiftas, ada yang menjawab anak cerdas, anak yang berkarakter, anak yang disiplin, anak yang sehat dan lain sebagainya. Beliau (kepala sekolah) membenarkan jawaban kami. Kemudian beliau mengajak kami untuk merenung sejenak, kemudian beliau melempar sebuah pertanyaan, apa hakikatnya tujuan pendidikan? Kemudian ditimpal lagi dengan pertanyaan lain, apa hakikat dari penciptaan manusia di bumi?.dari kami ada yang menjawab, tentunya untuk mengabdi pada Allah. “ya benar” kepala sekolah mengapresiasi jawaban kami. Jadi Tujuan pendidikan mestinya harus dipahami terlebih dahulu untuk apa manusia hidup dan di ciptakan oleh Allah ke Bumi ini. Sebab tujuan pendidikan beriringan dengan tujuan hidup manusia di Bumi. Jadi manusia dididik untuk mencapai tujuan hidupnya. Karena itu tujuan pendidikan tidak jauh dari tujuan hidup manusia, yakni untuk menjadi seorang hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia serta di akhirat. Dalam konteks sosial-masyarakat, bangsa serta Negara, maka nantinya pribadi yang bertaqwa ini menjadi rahmatan lil'alamin, baik dalam sekala kecil maupun sekala besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang kemudian dapat disebut dengan puncak tujuan pendidikan dalam Islam. Beberapa hal yang merupakan tujuan pendidikan dalam islam dalam beberapa sudut pandang yakni membentuk insan kamil yang muttaqin yang diimplementasikan dalam 3 hal yakni: : 1) Hubungan baik antara manusia dengan Sang penciptanya 2) Hubungan baik antara manusia dengan sesamanya dan yang ke 3) Hubungan baik antara mansia dengan lingkungannya. Dengan dmikian, melihat seperti apa tujuan yang sudah diuraikan diatas bahwa tujuan pendidikan Islam tiada lain adalah untuk melahirkan insan yang berakhlakul karimah serta senantiasa mengabdikan dirinya kepada Allah swt

Dengan refelksi ini, kami kembali menata kembali tujuan utama dari proses belajar mengajar kami dikelas. Ya, memberikan bekal yang cukup bagi anak-anak generasi gen alpha untuk menjadi rahmatal lilalamin dimasanya. Mereka memiliki zaman dimana zaman mereka penuh dengan “fitnah”.

Hingga akhirnya sampai pada pertanyaan terakhir, “program/kegiatan apa yang akan anda lakukan untuk mencapai harapan dari hasil proses belajar mengajar anda?” dari kami sampaikan, kami ingin membuat progam sekolah ramah anak, program sekolah sehat, program literasi sekolah dan banyak lagi rekomendasi program atau kegiatan yang kami sodorkan. Kepala sekolah sampaikan terimakasih atas masukan program yang akan diagendakan disemester depan. Namun menurut beliau program ini akan berjalan baik jika kita barengi dengan peningkatan kualitas pelakunya, yaitu pihak sekolah, orang tua, masyarakat dan khusunya guru. Guru harus memiliki Kompetensi yang perlu dikembangkan agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan terarah. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang mumpuni karena sebagai penyampai materi dan pesan pembelajaran. Dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”.

Jika kita mengacu pada peraturan undang undang tentang kompetensi guru, maka akan bisa ditarik benang merah bahwa empat kompetensi yang ada dalam undang undang tersebut sebenarnya ada pada sifat wajib yang dimiliki rasulullah, yaitu siddiq, amanah, tabligh, fathonah. Rasulullah memunyai sifat siddiq yang artinya benar, lawannya adala kadzib atau dusta. Sifat siddiq ini menjadi dasar dalam menjalankan aktifitas. Perilaku dan ucapan seorang guru haruslah benar adanya, sesuai dengan kenyataan. Sifat siddiq ini bisa kita samakan dengan kompetensi kepribadian. Dalam menjalankan profesinya, guru dituntut untuk senantiasa memiliki kepribadian yang benar yaitu sebuah rasa kebanggaan terhadap apa yang dijalani selama ini. Kepribadian yang jujur, akhlak mulia, norma, etika, ajaran agama harus dipegang erat oleh seorang guru. Guru dengan kompetensi kepribadian yang baik akan berpengaruh pula terhadap perilaku siswa. Dalam berinteraksi dengan siswa, guru akan mengajarkan siswa untuk disiplin, tanggung jawab, rajin membaca, dan selalu giat belajar, namun sebelum memberikan perintah, guru sudah melakukan kegiatan tersebut. Dalam ajaran Islam bisa disebut dengan uswatun hasanah, atau meberikan teladan bagi siswanya.

Sifat Rasulullah selanjutnya adalah amanah, yaitu dapat dipercaya. Sejak kecil Muhammad saw sudah memiliki sifat amanah, bahkan dia dijuluki oleh masyarakat dengan al-Amin yang artinya dapat dipercaya. Dengan sifat al-Amin itulah masyarakat Arab menghormati Muhammad. Sifat amanah bisa dianalogikan dengan kompetensi social. Dalam menjalankan tugasnya interaksi dengan masyarakat adalah suatu keniscayaan. Keterampilan dalam berkomunikasi, berinteraksi, bekerja sama, bergaul simpatik adalah bagian dari kompetensi social yang harus dimiliki seorang guru. Kemampuan tersebut menjadikan guru akan mudah berinteraksi dengan orang tua murid, antara sekolah dan masyarakat akan berjalan harmonis karena dijembatani oleh seorang guru yang berkompeten.

Tabligh adalah salah satu sifat seorang rasul. Tabligh artinya menyampaikan. Risalah dan perintah Allah swt akan langsung disampaikan kepada umatnya, segala perintah dari Allah tidak ada yang disembunyikan meskipun itu berkaitan dengan hal-hal yang menyindir Nabi. Sifat tabligh bisa kita sesuaikan dengan kompetensi professional. Seorang guru ketika menyampaikan materi perlu menggunakan metode pembelajaran dengan tepat. Sama halnya ketika Nabi menggunakan metode yang berbeda dalam menyampaiakan setiap wahyu dan perintah Allah. Begitu juga guru, dituntut memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.

Sifat selanjutnya adalah cerdas. Kecerdasan pasti dimiliki oleh seorang nabi, bagaimanapun nabi penyampai wahyu Allah dan menafsirkan dengan sabdanya. Dengan ribuan hadits yang beliau keluarkan dan dengan berbagai masalah dakwah yang beliau selesaikan wajarlah jika nabi memiliki sifat fathonah. Fathonah artinya cerdas, lawannya adalah jahlun atau bodoh. sifat fathonah ini bisa diibaratkan dengan kompetensi pedagogik. pendidikan adalah suatu kegiatan yang terprogram dan terarah untuk mengembangkan potensi siswa. Kecerdasan untuk mengaplikasikan kurikulum dibarengi dengan kecermatan dalam memilih metode pembelajaran. Karena itu pemahaman terhadap karakter kepribadian, kejiwaan, sifat dan interest siswa, penguasaan tentang teori belajar dan prinsip pembelajaran sangatlah diperlukan agar siswa dapat mengaktualisasilkan kemampuannya dalam kegiatan belajar.

Pada akhir diskusi kami simpulkan hasil Refleksi yang kami lakukan siang ini, pada hakikatnya kami sepakat bahwa kami sebagai guru harus Hijrah dari zona nyaman, menjadi guru yang selalu "upgrade". meningkatkan kompetensi untuk menjawab setiap tantangan zaman yang kami hadapi. Supervise hari ini diakhiri dengan doa bersama agar kami selalu dibimbing Allah dalam menjalankan tugas kami sebagai guru. Selamat hari guru, seorang guru bukan hanya membentuk masa depan, tetapi juga menginspirasi mimipi-mimpi yang tak terbatas

(*ditulis Oleh Ema Wijayanti. Kepala RA. Insan Madani Ngroto)

Daftar Pustaka

Topik Kurikulum - Mengapa Kurikulum Perlu Diubah. Kompasiana.com. 24 November 2023

https://www.kompasiana.com/euis90851/6280450f18ffee01560cc192/topik-kurikulum-mengapa-kurikulum-perlu-dirubah

 

"Penerapan Asesmen Kurikulum Merdeka, Contoh dan Prinsipnya", 24 November 2023 https://tirto.id/gHbu

Kenali Ciri-ciri Generasi Z, Kelebihan dan Kelemahannya. Kompas.com. Jum’at, 24 November 2023

https://edukasi.kompas.com/read/2022/08/08/154354771/kenali-ciri-ciri-generasi-z-kelebihan-dan-kelemahannya?page=1.

 

Korelasi Kompetensi Guru dengan Sifat Rasulullah. Kompasiana.com. Jum’at, 24 November 2023 pukul https://www.kompasiana.com/shokhibulaarifin/55182098a333117607b66341/korelasi-kompetensi-guru-dengan-sifat-rasulullah